Pusat Desa merupakan kawasan yang digunakan masyarakat
Bajur untuk bermukim dan beraktifitas, dimana pusat desa ini berada di 4 dusun,
yaitu Dusun Bajur Induk, Giri Jati, Ampel dan Kali Jaga. Luas wilayah 4 dusun
tersebut adalah ± 90,66 Ha, dimana peruntukannya sebagai kawasan pertanian
seluas ± 54,27 Ha, kawasan terbangun
seluas sekitar 27,66 Ha dan RTH seluas
8,73 Ha. Jika dilihat dari luas kawasan perkampungan atau permukiman campuran
yang terdapat di pusat desa ini adalah ± 10,19 Ha.
KARAKTERISTIK :
1.
Tingkat Kepadatan :
- Kepadatan Tinggi (Kerapatan Antar Bangunan 0 – 1,5 meter) seluas 5,69 Ha
- Kepadatan sedang - rendah (Kerapatan Antar Bangunan 1,5 – 2.5 meter) seluas 4,5 Ha
- Akses jalan lingkungan terbatas
2.
Kualitas Lingkungan
Permukiman
Rumah
Tidak Layak Huni yang menyebar di 4 dusun (pusat desa) sebanyak ± 60 unit
(sekitar 4,3%) dengan ciri-ciri pada umumnya lantai berupa semen, dinding bata
yang belum diplester dan atap genteng/seng/asbes dengan kondisi bocor.
Sampah
yang tidak terkelola dan tidak adanya sarana pembungan sampah, dimana terdapat lebih dari 23 titik tempat pembuangan
sampah yang tersebar dipermukiman penduduk.
Jaringan
sanitasi dan air limbah yang terbatas, dimana sumber utama air limbah yang ada
di pusat desa ini berasal dari air limbah rumah tangga. Air limbah rumah tangga
ini pada umumnya memiliki jaringan dengan menggunakan pipa dan gorong-gorong
yang arah pembuangannya langsung ke kali dan saluran yang terdapat disekitar
permukiman.
Jaringan
pembuangan air hujan yang terdapat di pusat desa ini berupa gorong-gorong yang
berada di sepanjang jalan lingkungan (gang). Yang menjadi permasalahan pada
gorong-gorong ini adalah masih menyatunya pemanfaatannya, yaitu selain sebagai
saluran pembuangan air hujan, gorong-gorong ini juga dimanfaatkan sebagai
saluran pembuangan air limbah rumah tangga serta saluran kotoran manusia yang
bermuara langsung ke kali dan saluran yang ada.
Sumber
air bersih masyarakat di permukiman campuran pada umumnya lebih dari 95% adalah
bersumber dari sumur gali, dimana kondisi air yang bersumber dari sumur
tersebut telah terindikasi tercemar yang disebabkan oleh penggunaan pestisida
dan pupuk kimia serta sebagian terdapat septictank warga yang berada kurang dari 10 meter.
Jamban
Keluarga yang terbatas, dimana sekitar 35% masih terdapat warga yang buang air
besar (BAB) di jamban umum, kali dan saluran. Bagi warga yang memiliki jamban
keluarga, kondisinya pada umumnya tidak memiliki septictank sehingga pembuangan
kotoran manusia tersebut melalui gorong-gorong yang langsung mengarah ke kali
dan saluran.
Aktifitas mandi dan cuci,
pada umumnya sekitar 45 – 75% masyarakat di permukiman campuran memanfaatkan
pemandian umum, dimana kondisi pemandian umum sebagian besar menggunakan bata
setengah badan, tanpa atap, tanpa penerangan serta sumber air berasal dari
sekitar kali dan saluan. Jumlah pemandian umum yang terdapat di permukiman
campuran pusat desa sebanyak ± 16 unit yang tersebar disekitar kali/saluran dan
Musholla.
3.
Dampak Lingkungan Terhadap Warga
Dari
kondisi tingkat kepadatan dan kekumuhan yang ada di atas, maka secara langsung
maupun tidak langsung berdampak kepada kesehatan masyarakat sekitarnya.
Beberapa dampak yang dialami oleh warga adalah beberapa penyakit menular,
seperti ISPA, TBC, Malaria, Cikungunya, gatal-gatal dan diare yang sering
menyerang anak-anak.
4.
Bencana Alam
Secara
umum bencana alam yang ada di Desa Bajur adalah angin puting beliung, sehingga
secara langsung juga berdampak kepada wilayah permukiman yang terdapat di Pusat
Desa Bajur (Dusun Bajur Induk, Giri Jati, Ampel dan Kali Jaga) tersebut. Dalam
beberapa kejadian angin puting beliung yang pernah terjadi, tidak sampai
mengakibatkan timbul korban jiwa namun terdapat beberapa kerusakan yang dialami
oleh warga, seperti atap rumah yang terangkat dan rusak ringan dan sedang.
Selain
itu, juga terdapat bencana lainnya yang rawan terjadi di pusat desa, khususnya
di permukiman campuran, yaitu bancana kebakaran dan banjir/genangan. Hal ini
disebabkan karena tingkat kepadatan bangunan tinggi dan akses gang yang sempit
sehingga untuk pencegahan serta tindakan sangat minim. Untuk kawasan rentan
banjir/genangan disebabkan tedapat sebagian kawasan permukiman yang berada
sejajar/lebih rendah dari kali/saluran
5.
Sarana dan Prasarana Pendukung
Untuk
mendukung masyarakat di pusat desa ini, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung,
seperti fasilitas perkantoran (Kantor Desa dan Balai Desa), pendidikan (Paud,
SD dan MTs), Kesehatan (Puskesmas Pembantu dan Polindes), perdagangan dan jasa
(pasar desa, toko, kios dan warung), peribadatan (masjid dan musholla), sarana
olah raga (lapangan sepak bola dan bulu tangkis) dan sarana lainnya (makam, pos
kamling, dll).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar