Program Nasional P2KP-PNPM Mandiri Perkotaan dalam
rankaian kegiatan siklusnya terdapat siklus RK (Refleksi Kemiskinan), sesuai
pedoman PNPM Mandiri Perkotaan siklus RK bisa berkembang sesuai isu programnya.
Terkait dengan pernyataan di atas untuk kegiatan PLPBK
maka siklus Refleksi Kemiskinan akan disesuaikan menjadi Siklus RPK (Refleksi
Perkara Kritis) Permukiman dan Kemiskinan. Dalam pelaksanaan proses RPK
menggunakan metoda FGD, untuk melihat kenyataan yang sebenarnya terkait
Kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan yang hanya bisa dilakukan dengan suatu
proses analisis sosial yang kritis.
Membuat analisa sosial kritis, artinya mencari
secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal–hal yang paling dalam sehingga
dapat ditemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Untuk membuat analisa sosial
kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan setiap kondisi, baik itu eksternal maupun
internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam
suatu kerangka yang logis sehingga dapat ditemukan masalah–masalah pokok dalam
masyarakat tersebut
Refleksi Perkara Kritis
Permukiman dan Kemiskinan adalah suatu bentuk pendalaman mengenai suatu topic
dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara terstruktur untuk membangun
kesadaran kritis peserta refleksi (masyarakat) mengenai kepadatan, kekumuhan
dan kemiskinan serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari
masyarakat setempat.Refleksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah
permukiman kumuh dan kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena
selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat
sebagai “objek” seringkali masyarakat
diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan
menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh “Orang Luar”).
Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar
melaksanakan kehendak “Orang Luar” atau karena tergiur dengan “iming – iming”
bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat
menyepakati bagaimana sebaiknya PLPBK dilaksanakan, serta menyepakati bagaimana
mendorong keterlibatan masyarakat miskin bersama komponen masyarakat lainnya
dalam memanfaatkan akses peluang yang ada di PLPBK untuk mendukung
penanggulangan kemiskinan yang akan mereka lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar